PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME
PRASANGKA,
DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME
Hidup bermasyarakat adalah
hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara
individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga
berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling
memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota
penerima karena ia patut untu menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai
yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat
pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang
telah disepakati itu.
Rasa
solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan
itu. Paa diri setiap anggota terkandugn makna adanya saling ikut merasakan dan
saling bertanggungjawab paa setiap sikap tindak baik megnarah kepada yang hang
positif maupun negative. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh
anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan
akan menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi.
Bukan keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui keadaan
dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan
dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering
kita temui pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang
tetapi kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagus nya gading akan
mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara mengalami
kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keaaan tidak terkendali dan dari situlah
terjadinya perpecahan.. Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan
karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan
sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan.
Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu,
misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideology tertentu
termasuk antara mayoritas dan minoritas.
Prasangka dan
Diskriminasi
Prasangka atau prejudice
berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami
perkembangan sebagia berikut :
- semula
diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman
yang lalu
- dalam
bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan
pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
- untuk
mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka
atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil tersebut
Dalam konteks rasial,
prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras
tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini
terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa
pengalaman dan yang didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari
anggota seluruh kelompok etnis.
Prasangka (prejudice)
diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu
buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”.
Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan
disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada
aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap
adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap
orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak
atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan
tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak
nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya
realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis,
sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu
masing-masing.
Prasangka ini sebagian bear
sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman
sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang
lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa,
berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan
dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu
realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi
atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang
mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar
berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian
dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya
prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa
? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber
dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan
sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat
dipisahkan. Seseorang yagn mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak
diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja
seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua
sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak
diskriminatif.
Sebab-sebab timbulnya
prasangka dan diskriminasi :
- berlatar
belakang sejarah
- dilatar-belakangi
oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
- bersumber
dari factor kepribadian
- berlatang
belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Usaha-usaha
mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai
- Perbaikan
kondisi sosial ekonomi
- Perluasan
kesempatan belajar
- Sikap
terbuka dan sikap lapang
Etnosentrisme yaitu suatu
kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri
sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok
ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme
merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai
kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme
dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
SIKAP DAN PRASANGKA
Karena prasangka itu suatu
sikap, yaitu sikap sosial, maka terlebih dahulu sikap perlu dirumuskan. Sikap
menurut morgan (1966) adalah kecenderungan untuk berespon, baik secara positif
maupun negatif, terhadap orag, obyek, atau situasi. Tentu saja kecenderungan
untuk berespon ini meliputi perasaan atau pandangannya, yang tidak sama dengan
tingkah laku. Sikap seseorang baru diketahui bia ia sudah bertingkah laku.
sikap merupakan salah satu determinan dari tingkah laku, selain motivasi dan
norma masyarakat.Oleh karena itu kadang-kadang sikap bertentangan dengan
tingkah laku.
Karena berbeda dengan
pengetahuan (knowledge), dalam sikap terkandung suatu penilaian emosional
yangdapat berupa suka, tidak suka, senang, sedih, cinta, benci, dan sebagainya.
Karena dalam sikap ada ”suatu kecenderungan berespon”. maka seseroang mempunya
isikap yang umumnya mengetahui perilaku atau tindakan apa yang akan dilakukan
bila bertemu dengan obyeknya. Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa
sikap mempunyai komponen-komponen, yaitu :
- kognitif
: artinya memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya terlepas
pengetahuan itu benar atau salah
- Afektif:
artinya dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosinal
(setuju-tidak setuju) mengenai objeknya
- Konatif:
artinya kecenderungan bertingkah laku bila bertemu dengan objek sikapnya,
mulai dari bentuk yang positif (tindakan sosialisasi) samapai pada yang
aktif (tindakan menyerang)
Pertentangan-pertentangan
sosial / ketegangan dalam masyarakat
Konflik (pertentangan)
mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa
dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau
perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan
cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
- Terdapatnya
dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
- Unti-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai,
sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
- Terdapatnya
interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan
tersebut.
Konflik merupakan
suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat
terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa
lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
- Pada
taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya
pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang
- Pada
taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka
untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
- para
taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara
nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma
kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan
dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup
dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan
yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
- elimination;
yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik
yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar,
kami membentuk kelompok kami sendiri
- Subjugation
atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar
dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
- Mjority
Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan
keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
- Minority
Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan
untuk melakukan kegiatan bersama
- Compromise;
artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha
mencari dan mendapatkan jalan tengah
- Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
Sumber : http://isramrasal.wordpress.com/2009/12/26/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme/
Komentar
Posting Komentar